- Kamis, 10 November 2016

Tentang Beringin yang Semakin Tua


            Sudah sejak dahulu, Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang memiliki sifat kekeluargaan dan gotong royong yang tergolong tinggi. Kemerdekaan Indonesia pun juga tercapai karena adanya persatuan dan kesatuan antar suku bangsa. Hal itu muncul dan terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama. Indonesia sendiri memiliki budaya yang sangat beragam dan budaya tersebut juga tercipta karena adanya akulturasi. Contohnya, nenek moyang kita pada awalnya hanya mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme, karena adanya bangsa lain yang datang dan pernah menjajah Indonesia, maka mulailah masyarakat mengenal dan menganut berbagai macam agama yang disebarkan oleh bangsa asing. Namun, tak semua budaya asing diterima oleh bangsa Indonesia. Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang senantiasa melakukan pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat. Hal-hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan bangsa Indonesia. Jadi, persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah, sikap toleransi dan lain-lain.
            Namun, di zaman sekarang ini rasanya persatuan dan kesatuan dengan mudahnya dapat diruntuhkan. Perkembangan teknologi yang begitu pesat dan semakin canggih dapat memudahkan berbagai macam aktivitas dan keperluan umat manusia. Berkomunikasi jarak jauh melalui pesan, telepon, ataupun video tatap muka, adapun segala berita dan informasi dapat dengan mudahnya diakses melalui gadget dan smartphone yang kita miliki. Dengan mudahnya pula segala komentar dari penjuru manapun dapat bersatu pada suatu situs. Tak sedikit yang menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut untuk menghasut, mengintimidasi, memprovokasi, dll. Apalagi bila berita atau informasi tersebut mengandung unsur SARA.
            Selain teknologi, tren dari budaya luar juga mempengaruhi sebagian besar anak muda di era ini. Contohnya saja tren fashion dan gaya hidup. Kedua hal ini cukup berkembang di kalangan masyarakat saat ini. Seperti tak pandang usia, menurut saya gaya hidup masyarakat saat ini lebih ke arah glamour dan hedonisme. Adapun gaya hidup seperti “relationship goals” yang di idam-idamkan oleh kebanyakan anak muda saat ini, dimana suatu hubungan asmara yang terkesan vulgar dan dengan bangganya dipublikasikan kepada masyarakat luas melalui media sosial atau lainnya. Tak jarang bila orang yang bersangkutan dikritik oleh masyarakat justru bersifat angkuh dengan mengatakan “Hidup-hidup gue, ya terserah guelah. Emang lo udah sempurna? Urusin dulu tuh hidup lo.” Justru sikap-sikap seperti inilah yang meruntuhkan persatuan dan kesatuan yang sejak lama telah dibangun. Bayangkan saja jika setiap remaja bersikap seperti itu, hancurlah kita. Karena adanya keegoisan yang hanya ingin mengurus hidupnya sendiri, bagaimana bisa tercipta kesatuan?  Memang benar kita harus terbuka dengan dunia luar dan mengikuti perkembangan zaman, tetapi kita pun harus pintar-pintar menyeleksi dan menggunakan segala akses yang ada dengan bijaksana.  
            Makna persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat tidak terpecah. Jika persatuan Indonesia dikaitkan dengan pengertian modern sekarang ini, maka disebut nasionalisme. Nasionalisme adalah perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Oleh karena rasa satu yang begitu kuatnya, maka dari padanya timbul rasa cinta bangsa dan tanah air. Akan tetapi perlu diketahui bahwa rasa cinta bangsa dan tanah air yang kita miliki di Indonesia bukan yang menjurus kepada chauvinisme, yaitu rasa yang mengagungkan bangsa sendiri, dengan merendahkan bangsa lain. Jika hal ini terjadi, maka bertentangan dengan sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Walaupun ditulis cinta bangsa dan tanah air, tidak dimaksudkan untuk chauvimisme.
Menurut Joseph Ernest Rehan, nasionalisme adalah kemauan untuk bersatu tanpa paksaan dalam semangat persamaan dan kewarganegaraan. Sifat nasionalisme memang perlu tertanam dalam seseorang untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Membangun persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan. Maka dari itu perlulah kesadaran mulai dari diri sendiri. Kita harus dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan keadaan yang selalu berubah tanpa kenal waktu.


“Apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”  Ir. Soekarno


Tidak ada komentar:

Posting Komentar